22 April 2009

BAHAYA MENGONSUMSI GARAM BERLEBIHAN



Konsumsi garam secara berlebihan ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan. WHO menetapkan cukup 5 gram sehari. Singapura, Amerika Serikat, dan 11 Negara Eropa sudah melakukan gerakan penurunan konsumsi garam.

Perlu kita ketahui bersama bahwa tidak setiap kenaikan tekanan darah di atas 120/80 Hg pasti menderita darah tinggi atau hipertensi. Ketentuan WHO ( World Health Organization ), tensi 140/90 tergolong normal atas (high normal), baru di atas itu diklasifikasikan hipertensi.

Tensi darah sejati diukur saat kita masih belum melakukan aktivitas fisik apapun. Idealnya tekanan darah diukur pagi hari saat bangun tidur. Diukur sesudah beraktifitas, sedang belanja di mal, atau baru emosi,atau sesudah antri di ruang tunggu dokter adalah bukan nilai tensi sejati.
Kelewat cepat menilai tekanan darah sering tidak menguntungkan pasien, buru-buru memberi obat bisa membuat tekanan darah turun drastis, lebih berbahaya jika sedikit tinggi.

MAMPU AUTOREGULASI

Tubuh memiliki mekanisme meng-autoregulasi tekanan darahnya sendiri. Ia yang akan mengatur agar tekanan darah senantiasa dalam nilai normal (baroreseptor). Bila sedang naik, akan diturunkan. Bila agak rendah akan dinaikkan.
Kemampuan homoestasis tekanan darah semacam itu sungguh diperlukan. Salah satunya diperankan oleh pembuluh nadi di batang leher yang bernama pembuluh karotis.
Makin bertambah usia, makin menurun kemampuan autoregulasi tekanan darah, sehingga fluktuasinya sering melonjak atau anjlok/turun mendadak. Banyak faktor yang membuat tekanan darah berfluktuasi naik-turun secara mendadak.

Selain faktor emosi, tekanan darah dipengaruhi oleh konsumsi garam dapur (sodium). Lebih banyak kasus darah tinggi muncul bukan karena bawaan genetik (essential hypertension), melainkan sebab gaya hidup, termasuk kelebihan konsumsi garam dapur.
Statistik menyebut, rata-rata sekarang orang mengonsumsi garam dapur 5X lipat lebih banyak setiap harinya. Kelebihan sodium dalam garam dapur itu yang mencetuskan darah tinggi, dan bukan karena keturunan.

5 GRAM/ HARI

WHO menganjurkan orang cukup mengonsumsi 5 gram garam dapur dalam sehari atau sekitar 2 gram sodium(natrium). Orang eskimo, Indian, Tibet, Dayak, dan penduduk pedalaman yang tidak mengenal garam dapur, kasus hipertensinya rendah. Sebaliknya, kasus darah tinggi banyak di temui di masyarakat yang menu nya serba asin. Mengonsumsi ikan asin berlebihan salah satu penyebabnya.

Sekarang di Amerika Serikat konsumsi garam dapur dibatasi hanya 5 gram saja sehari. Begitu juga 11 negara Eropa sudah menurunkan 16% konsumsi garam dapur setiap harinya dalam 4 tahun terakhir, demi tidak terkena darah tinggi.

WHO memperkirakan, bila konsumsi garam dapur tidak dikurangi, rata-rata 3-5x kebutuhan tubuh, ditahun 2010 kasus hipertensi akan meningkat terus. Harus ada gerakan untuk menekan konsumsinya.

Menu harian tak perlu asin, Natrium bisa diperoleh dari sayuran, daging, dan ikan.Hampir semua sumber bahan makanan sudah mencukupi kandungan natriumnya bagi tubuh. Begitu yang dialami tubuh orang yang tidak mengonsumsi garam dapur, dan ternyata tidak sampai kekurangan natrium.

GERAKAN TURUNKAN GARAM



Kultur makan kita saja yang menjadikan lidah orang modern menagih rasa asin yang berlebih, sehingga melampaui kebutuhan tubuh. Dan itu yang meningkatkan kasus darah tinggi pada kebanyakan orang sekarang. Sesuatu yang tidak perlu terjadi. Singapura melarang rumah makan dan restoran berlebihan menambahkan garam dapur.
Bagi siapapun yang pernah merasakan jajanan di Singapura pasti merasa hambar (kurang asin) karena pemerintahnya ikut campur untuk menyehatkan rakyatnya.

Kita masih membebaskan orang makan asin sesukanya, dan itu awal malapetaka. Kita tahu komplikasi darah tinggi menyelusup ke setiap organ tubuh manusia, terutama otak, ginjal, dan jantung.

Jadi segera ubah gaya makan asin Anda.Pilih garam rendah sodium yang bisa dibeli bebas di pasar swalayan. Bagi yang memiliki anggota keluarga darah tinggi, biasakan memasak tanpa membubuhkan garam dapur. Garam ditambahkan sendiri di meja makan, pilih yang rendah sodium. Dengan cara demikian ancaman darah tinggi dapat diredam.

Tidak cukup hanya teratur minum obat, pasien darah tinggi perlu menguruskan badan, selain rutin dan teratur berolahraga, serta membatasi konsumsi garam dapur.
Bila dengan menurunkan berat badan, membatasi garam dapur, dan rutin berolahraga setiap harinya masih memungkinkan darah tinggi tak perlu di intervensi obat, obat sudah tidak diperlukan lagi.

Sumber:GHS
Dokter Umum : Dr. Hendrawan Nadesul ( hnadesul@yahoo.com )

No comments:

Post a Comment