12 September 2009

PERUT BUNCIT SUMBER PENYAKIT...!!


Mitos perut buncit pada zaman dulu merupakan lambang kemakmuran, tetapi sekarang justru dianggap sebagai sumber penyakit.
Beragam penelitian medis membuktikan bahwa resiko terjadinya gangguan kesehatan semakin meningkat bila obesitas terkonsentrasi disekitar perut atau disebut obesitas sentral.

Meski tidak ada keluhan, dalam tubuh orang yang berperut buncit sudah terjadi gangguan metabolisme, yaitu sindrom metabolik yang meningkatkan risiko diabetes serta penyakit jantung dan pembuluh darah.

PENYEBAB OBESITAS

Penyebab obesitas beragam, diantaranya faktor genetik dan lingkungan. Perubahan pola makan yang bergeser ke arah makanan tinggi kalori dan perubahan pola hidup modern yang kurang gerak atau aktivitas fisik dituding sebagai penyebab utama obesitas yang semakin meningkat.

Faktor lingkungan yang memicu sindrom metabolik, yaitu makanan tidak sehat ( junk food ) yang banyak tersedia, harganya murah, rasanya enak, dan siap saji. Selain itu, bisa juga karena kurangnya aktivitas fisik, baik dalam bekerja maupun berolahraga.

Sementara itu, faktor keturunan menyebabkan seseorang mempunyai potensi untuk mengalami obesitas. Jika orangtua memiliki masalah kelebihan berat badan, kecenderungan anaknya mengalami obesitas meningkat sampai 25-30%. Hal ini diperparah bila dalam lingkungan terbentuk pola makan tinggi kalori dan kurang gerak.

Diabetes merupakan salah satu risiko yang sangat mungkin terjadi jika obesitas, dan salah satu indikatornya adalah perut buncit. Kondisi ini juga memicu hipotiroidisme, kelainan hipotalamus, dan menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal dalam tubuh, yang berakibat terjadinya penimbunan lemak tubuh.

PENCEGAHAN

Salah satu usaha untuk menekan resiko tersebut adalah mengurangi berat badan dan menjaganya tetap ideal, atau memantau berat badan dari lingkar pinggang. Tentu saja dengan mengonsumsi pola makan sehat seimbang, rutin olahraga, dan menjalani pilihan hidup sehat lainnya.


Semoga bermanfaat, salam
Sumber:GHS
Konsultan diabetes oleh: DR. Dr. Aris Wibudi, Sp.PD, KEMD

No comments:

Post a Comment