Filariasis adalah penyakit infeksi menahun ( kronis ). Bisa menyerang laki-laki, perempuan, anak-anak, hingga orang tua, dan menimbulkan cacat menetap berupa pembengkakan kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara, dan alat kelamin.
Pembengkakan pada alat kelamin masih berpeluang diatasi dengan tindakan operasi, dan fungsi seksual serta kesuburan pasien bisa normal kembali. Namun. pembengkakan pada bagian tubuh lain tidak bisa disembuhkan, sehingga harus menjalani perawatan sepanjang usia.
PENYEBAB FILARIASIS
Yaitu cacing filariar, jenisnya ada 3 macam cacing: WUCHERERIA BANCROFTI, BRUGIA MALAYI, dan BRUGIA TIMORI.
Cacing ini bertahan hidup 4-6 tahun dalam kelenjar getah bening. Dalam tubuh kita, cacing berbiak dan melahirkan jutaan anak ( mikrofilaria) yang beredar di dalam darah.
CARA PENULARAN FILARIASIS
Yaitu melalui gigitan nyamuk. Ada 23 spesies nyamuk dari 5 genus ( ANOPHELES, AEDES, ARMIGERES, CULEX, dan MANSONIA ), seperti nyamuk rumah, nyamuk got, nyamuk hutan, nyamuk rawa, yang dapat menularkan filariasis. Perlu waktu 1 tahun ( masa inkubasi ), dari saat seseorang digigit nyamuk sampai mikrofilaria ada di darah tepi.
MASALAH GLOBAL
Di Indonesia, kasus filariasis terdapat hampir di seluruh provinsi. Hingga September 2009 telah terpetakan 318 kabupaten/ kota endemis filariasis dari 471 kabupaten/ kota, 94 kabupaten/kota nonendemis dan 59 kabupaten/kota masih abu-abu. Kawasan endemis itu tidak hanya ada di daerah pelosok, tapi juga kota besar terpasuk Depok dan bandung.
Kabupaten/kota dinyatakan endemis filariasis bila pada survei darah jari terdapat rate mikrofilaria lebih dari 1%. Jumlah kasus kronis filariasis sebanyak 11.699 yang tersebar di 386 kabupaten/kota.
Dunia juga memakai patokan 1% untuk tahapan melakukan program. Di Manokwari ratenya malah 38%. Jadi 1 dari 3 penduduk di sana di dalam darahnya ada cacing. Dan ini yang menular.
Program eliminasi filariasis di Indonesia dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000, yaitu " The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem the Year 2020", yan gmeliputi lebih 50 negara. Ini merupakan realisasi dari resolusi WHA ( World Health Assembly ) tahun 1997.
Pengobatan massal sesuai program WHO telah dijalankan tahun 2002 sampai 2008 di 97 kabupaten/kota dengan jumlah sasaran lebih dari 12 juta orang. Pada November 2009 dicanangkan pengobatan massal di 98 kabupaten/kota dengan sasaran 32 juta penduduk.
Di antara negara-negara yang melaksanakan program ini, Indonesia termasuk terlambat. Pelaksanaan sampai tahun 2020 bersama Haiti di Amerika dan Burkina Faso serta Madagaskar di Afrika.
MIKROFILARIA JUGA SUKA DUGEM
Parasit filaria hidup di dalam pembuluh limfa dan kelenjar limfa, cairan dari bagian bawah tubuh tidak dapat mengalir, akibatnya terjadi pembengkakan.
" Kalau sumbatan pada kelenjar di selangkangan bagian kaki yang bengkak. Kalau sumbatan di sekitar ketiak, aliran limfa dari tangan akan tersumbat, jadi tangan akan membesar," papar Prof. Saleha Sungkar, MD, DAP&E, MS dari Parasitologi FKUI. Filariasis juga bisa menyerang payudara dan alat genital.
Filaria yang ada di pembuluh limfa akan mengeluarkan anak ( mikrofilaria). " Inilah yang akan menyerang ke orang lain lewat gigitan nyamuk,".
Siklus penularan terjadi jika pasien yang masih mengandung mikrofilaria digigit nyamuk, maka mikrofilaria akan masuk ke tubuh nyamuk, yang kemudian berkembang menjadi bentuk larva infektif dalam waktu 10-14 hari. Nyamuk jenis apa saja, Culex, Anopheles, Aedes Aegypti, dan lainnya bisa menjadi perantara penularan.
Jika nyamuk yang mengandung larva infektif ini menggigit seseorang, larva akan berkembang secara perlahan di dalam tubuh orang itu lalu mengeluarkan mikrofilaria.
" Yang belum lama di infeksi oleh nyamuk inilah yang potensial menularkan ke orang lain lagi."
Uniknya mikrofilaria ini suka " dugem " alias keluar hanya pada malam hari, yaitu sesudah magrib sampai subuh. Mendeteksi mikrofilaria ini sulit karena tidak semua penduduk mau diperiksa pada malam hari. Karena itu, jika sudah ditemukan endemi 1 %, lebih efektif dilakukan pengobatan massal. Langkah ini lebih mudah untuk memutus rantai penularan daripada hanya memberantas nyamuk yang jumlahnya mungkin triliunan.
Selain itu, dikenal pula stadium amikrofilaremia, yakni ada mikrofilaria tapi tidak ketemu waktu diperiksa darahnya.
EFEK SAMPING PENGOBATAN MIKROFILARIA
Yaitu: Mual dan muntah. Kondisi ini akan hilang sendiri paling lama dalam waktu 3 hari.Namun disarakan lebih baik merasa tidak nyaman selama 3 hari tapi bebas dari filariasis daripada cacat seumur hidup akibat filariasis.
SIKLUS PENYEBARAN FILARIASIS
1. Nyamuk menggigit, larva masuk ke tubuh manusia.
2. Larva berkembang dalam limfatik.
3. Lahir mikrofilaria dan menyebar ke limfa dan aliran darah.
4. Nyamuk menggigit dan mengisap mikroflaria.
5. Mikrofilaria masuk ke perut lalu berpindah ke otot-otot dada nyamuk.
6. Larva stadium 1.
7. Larva stadium 3.
8. Berpindah ke kepala dan belalai nyamuk.
YANG SUDAH PARAH, TIDAK MENULAR
Banyak orang berpendapat, penderita penyakit kaki gajah ( filariasis ) hanya ada di pelosok, daerah terpencil, atau kawasan kumuh. Ternyata tidak!. Saudara kita yang sakit ini ada di tengah-tengah kita, tapi kita tidak tahu karena si sakit menyembunyikan sakitnya di dalam celana panjang atau sarung, ungkap Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia ( PAEI ).
Ironisnya pendapat tersebut tidak hanya dimiliki masyarakat umum, tapi juga ada aparat pemerintah setingkat bupati, sehingga berdampak pada rendahnya kewaspadaan.
Kelainan klinis pada pasien filariasis bila sudah parah ( tangan atau kaki membengkak seperti kaki gajah) tampak menakutkan. Meski sebenarnya dalam kondisi seperti ini jika dites darahnya tidak ada cacing lagi.
" Sudah negatif, jadi tidak akan menularkan penyakitnya, walau dia sendiri akan sakit seumur-umur." Sebaliknya orang yang tampak sehat tapi di dalam darahnya terdapat caing filaria merupakan mesin penular yang luar biasa.
Filariasis meski tidak mematikan,akan membuat penderitanya cacat seumur hidup dan tentu menurunkan kualitas hidupnya.
"Pasien bisa sembuh total kalau baru mengalami infeksi, jadi pembengkakannya saat ditekan bisa kembali sendiri, tapi kalau kelainan klinisnya sudah parah, tidak bisa disembuhkan.
GEJALA FILARIASIS
1. Demam berulang selama 3-5 hari. Demam hilang bila istirahat dan timbul lagi setelah bekerja berat.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening di lipatan paha atau ketiak, dan tampak kemerahan, panas, dan sakit.
3. Pembesaran tungkai, lengan, payudara, dan buah zakar.
4. Pembesaran menetap pada tungkai, lengan, payudara, dan testis ( sudah kronis ).
PENCEGAHAN
1. Memasang kelambu
2. Menutup lubang ventilasi dengan kasa nyamuk
3. Memakai obat antinyamuk
4. Menimbun kaleng bekas
5. Mengeringkan dan megalirkan genangan air
6. Menguras bak mandi atau tempat penampungan air
7. Memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas
8. Mengikuti program pengobatan massal
Semoga bermanfaat, salam
sumber:GHS
No comments:
Post a Comment