17 June 2011

DETEKSI KANKER SERVIKS DENGAN ASAM CUKA

Deteksi dini kanker serviks dengan asam cuka ini disebut metode IVA ( Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Metode ini sudah dikenalkan sejak 1925 oleh Hans Hinselman dari Jerman, tetapi baru diterapkan sekitar tahun 2005.
Kementrian kesehatan RI pun sudah mengadopsinya. Cara ini selain mudah dan murah, juga memiliki keakuratan sangat tinggi dalam mendeteksi lesi atau luka prakanker, yaitu mencapai 90%.

Deteksi dini dengan cara mengoleskan asam cuka 3-5% di daerah mulut rahim (serviks )ini tidak harus dilakukan oleh dokter, tetapi bisa dipraktikkan oleh tenaga terlatih seperti bidan di puskesmas. Dan dalam waktu sekitar 60 detik sudah dapat dilihat jika ada kelainan yaitu muncul plak putih pada serviks. Plak putih ini bisa diwaspadai sebagai luka prakanker.

Badan kesehatan dunia (WHO ) telah meneliti penerapan IVA di India, Thailand dan zimbabwe. Efektifitasnya ternyata tidak lebih rendah dari pap smear.

BIAYA MURAH TES IVA

Selain kinerja yang sama dengan tes lain dan hasilnya bisa segera diketahui, IVA juga menawarkan keuntungan lain, yakni praktis hanya memerlukan alat sederhana, dan harganya terjangkau. Banyak puskesmas di Bali, menurut Inke Maris, pakar komunikasi yang juga salah seorang pendiri Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks Indonesia ( IPKASI )sudah mampu memberikan layanan tes IVA ini dengan biaya Rp. 15000,-.
Bahkan sejumlah daerah telah menerbitkan perda yang menetapkan harga hanya Rp.5000,- untuk pemeriksaan IVA, kata Dr. Basalama Fatum, MKM, Kasubdit Kanker Dit.PPTM, Kemenkes RI.

Bila ditemukan lesi prakanker, saat itu juga bisa diambil upaya untuk mengatasinya, misalnya dengan cryotherapy . Terapi es/ dingin ini dilakukan dengan mengalirkan cairan karbondioksida ( CO2) yang sangat dingin ke jaringan abnormal di serviks, supaya jaringan tersebut membeku dan rusak.

Terapi ini berlangsung singkat, kira-kira 5 menit. Memang ada rasa tidak nyaman ketika menjalani terapi ini. Kebanyakan perempuan merasakan sensasi dingin dan sedikit kram, atau kadang terasa hangat menjalar di tubuh bagian atas serta wajah.

Dibandingkan terapi lain, cryotherapy ini juga relatif murah, sekitar 75-100 ribu rupiah.
Kemudahan dalam melakukan pemeriksaan sekaligus penanganan jika ditemukan luka prakanker ini memacu membuat program See & Treat semakin banyak diterapkan di sejumlah puskesmas, terutama di Bali.

Diharapkan dengan IVA akan makin banyak perempuan yang terjangkau oleh deteksi dini kanker serviks, sehingga angka kejadian kanker ini dapat diturunkan.

Jika dalam tes IVA diketahui kondisi yang lebih lanjut daripada lesi prakanker, tentu saja diperlukan pemeriksaan lebih rinci untuk memastikannya.


SILENT KILLER

Penting diingat bahwa kanker leher rahim ( serviks) menempati urutan ketiga terbanyak yang diderita perempuan Indonesia.Setiap perempuan beresiko terjangkit kanker serviks, tanpa memandang usia dan gaya hidup.

Di Indonesia saja setiap hari 37 orang perempuan terdiagnosis kanker serviks. Dan diperkirakan 20 perempuan meninggal karena kanker serviks. Angka kejadian terbanyak di usia 35-45 tahun.

Masih rendahnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini, menyebabkan banyak kasus yang terdiagnosis sudah dalam stadium lanjut.

Kanker yang disebabkan oleh inveksi HPV ( Human Papilloma Virus ) ini memang bisa disebut silent killer karena tidak menimbulkan gejala pada keadaan awal. Jika kondisi sudah lanjut barulah seseorang bisa merasakan gejala seperti sering nyeri di area panggul, nyeri saat bersenggama, timbul perdarahan, dll.


PENCEGAHAN

Sebetulnya kanker serviks sangat bisa dicegah dengan vaksinasi HPV yang bisa memberikan perlindungan selama 9 tahun. Memang vaksin ini baru bisa di akses oleh kalangan tertentu karena biayanya yang terhitung mahal.

Pencegahan sekunder yang bisa dilakukan, antara lain deteksi dini menggunakan metode IVA atau pap smear. WHO menganjurkan, idealnya perempuan usia 25-60 tahun melakukan pemeriksaan serviks setiap 3 tahun sekali.


PERSIAPAN SEBELUM TES IVA

- Tidak sedang menstruasi
- Tidak sedang hamil
- Tidak melakukan hubungan seksual dalam 24 jam sebelum pemeriksaan.





Semoga bermanfaat, salam
Sumber:GHS ( women only )








No comments:

Post a Comment