Kalau ada yang beranggapan bahwa seks itu kenikmatan milik orang muda semata, hal itu sangat keliru! Anda tetap dapat menikmati hubungan seks sampai tua. Hal itu bukan mustahil untuk dicapai selama tubuh dan jiwa Anda dalam kondisi sehat.
Dalam sebuah seminar Prof.DR.Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And,FAACS, dari pusat studi Anti-Aging Medicine, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, menjelaskan bahwa pertambahan usia sering kali diidentikkan dengan kekurangan, tidak menarik, ketidakberdayaan, dan penurunan kualitas hidup.
Anggapan ini cukup beralasan, karena banyak orang yang mengalami kekurangan, menjadi tidak menarik, tidak berdaya, dan kualitas hidupnya menurun seiring dengan bertambahnya usia. Padahal, usia yang bertambah tidak harus identik dengan kekurangan, tidak menarik, ketidakberdayaan, dan tidak berkualitas.
Usia bertambah tidak harus diartikan kualitas hidup menurun. Dengan upaya yang benar, proses penuaan dapat diperlambat, bahkan dihambat, dan kualitas hidup pun dapat ditingkatkan, termasuk dalam urusan kenikmatan hubungan seksual.
FISIK DAN PSIKIS SEHAT
Fungsi seksual,menurut pakar seksologi dan andrologi ini, dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis. Kalau kedua faktor ini baik, fungsi seksual juga baik.Sebaliknya, kalau kedua faktor itu tidak baik atau menghambat, fungsi seksual juga terhambat atau terganggu.
Yang dimaksud dengan faktor fisik adalah ada atau tidaknya penyakit, pola hidup sehat atau ada tidaknya pengobatan yang didapat untuk mendukung fungsi organ tubuh. Faktor psikis, misalnya stres kejenuhan, suasana hubungan pribadi dengan pasangan.
Dorongan seksual juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu hormon seks, keadaan kesehatan tubuh, pengalaman seksual sebelumnya, dan rangsangan seksual yang diterima.
Secara normal, dorongan seksual yang dialami seseorang akan menyebabkan bangkitan seksual. Bangkitan seksual pada pria ditandai dengan ereksi, sementara pada wanita ditandai dengan pelendiran vagina. Bila bangkitan seksual ini dilanjutkan dengan hubungan seksual, akan dapat dicapai orgasme.
Sayangnya, banyak orang tidak dapat lagi menikmati hubungan seksual karena tidak bisa memenuhi kedua faktor tersebut. Ada yang karena hormon seksnya menurun, ada yang menderita hipertensi, diabetes, dan berbagai penyakit degeneratif lain, yang berdampak pada kehidupan seksualnya.
Contohnya, pada wanita, menurunnya hormon estrogen atau menopause dapat menyebabkan hilangnya perlendiran pada vagina. Pada pria, akibat penyakit degeneratif dapat menimbulkan disfungsi ereksi (DE).
TERAPI HORMON
Untuk itu pengobatan perlu diberikan, disesuaikan dengan penyebabnya.Salah satunya adalah hormon pengganti.Menurunnya kadar berbagai hormon di dalam tubuh mengakibatkan timbulnya banyak keluhan dan perubahan fisik dan psikis, yang sesuai dengan keadaan pada usia tua. Dengan pengobatan hormon, kebutuhan tubuh terpenuhi, proses penuaan dihambat, kita tetap sehat dan bisa tampil muda.
Pengobatan hormon yang dapat diberikan antara lain growth hormon, testoteron, estrogen, progesteron. Pengobatan diberikan setelah mendapat pemeriksaan yang benar sebelumnya. Beberapa manfaat pengobatan hormon tertentu antara lain komposisi tubuh menjadi lebih baik karena lemak berkurang dan massa otot bertambah, energi dan kekuatan otot meningkat, lebih segar dan energik, semangat da kenyamanan hidup meningkat, fungsi seksual lebih baik, emosi lebih stabil, kulit menjadi lebih kencang, densitas tulang pun meningkat.
DISFUNGSI EREKSI (DE) PALING SERING DIKELUHKAN
DE merupakan salah satu gangguan seksual yang sangat sering dikeluhkan oleh pria yang menua. Ketidakmampuan pria mencapai atau mempertahankan keadaan ereksi penisnya itu umumnya terjadi pada usia 40-an tahun.
Ada 2 bentuk DE:
1. Mengalami DE komplit menahun dan menjadi impotensi.
2. Hanya mencapai ereksi parsial atau singkat.
Penyebab DE adalah faktor fisiologi atau psikologis. Penyebab tersering dari kondisi ini, yakni berkurangnya aliran darah yang menuju penis dan kerusakan saraf.
Penyakit Vaskular, diabetes melitus, obat-obatan tertentu, gangguan keseimbangan hormonal, faktor neurologis, trauma dan pembedahan pada pelvis, penyakit peyronie, kebocoran vena, serta faktor psikologis seperti depresi, rasa bersalah,kecemasan, dan stres merupakan hal-hal yang dapat disebut menjadi penyebab DE.
Faktor lainnya yang dapat merangsang DE, yaitu rokok dan narkoba.
Gejala DE dapat diketahui dari terganggunya hubungan suami istri. DE menyebabkan masalah psikologis pada penderita, misalnya paranoid atau depresi karena ketidakmampuan untuk berhubungan seksual.
Para pakar seksologi biasanya akan memberikan anjuran untuk berhenti merokok dan narkoba. Selain itu juga wajib untuk rileks untuk mengatasi stres. Sex therapy kadang diperlukan bersama terapi medis lain untuk mengatasi penyakit fisik yang dialami. Penderita juga wajib memperbaiki komunikasi seksual dengan pasangan.
JANGAN MENGOBATI SENDIRI
Kesalahan yang sering dilakukan oleh masyarakat awam menghadapi problem seks adalah berusaha mengobati diri sendiri atas dasar informasi teman atau sumber yang dikira benar. Tidak jarang keputusan seperti ini justru merugikan diri sendiri karena selain gangguan tidak teratasi, penyakit bahkan bisa bertambah parah, sehingga seks tidak kunjung dapat dinikmati.
Sebaiknya datanglah kepada dokter yang ahli, sesuai dengan bidangnya.
Semoga bermanfaat, salam hangat
Sumber:GHS
No comments:
Post a Comment