Betis terasa sakit bila berjalan jauh. pembuluh darah kebiruan berkelok-kelok menonjol sepanjang betis. Itu baru sebagian tanda-tanda kehadiran varises. Namun, tidak hanya di betis, varises pun ternyata bisa muncul di wilayah vagina!
OTOT PEMBULUH BALIK LEMAH
Terlalu lama berdiri, sering memakai sepatu hak tinggi, sering dituding sebagai penyebab munculnya varises, terutama pada wanita hamil. Padahal kebiasaan itu hanyalah sebagian kecil dari banyaknya faktor yang memungkinkan munculnya varises.
Bicara soal varises, tentu harus mulai dengan membicarakan soal peredaran darah tubuh yang meliputi 2 saluran arteri dan vena. Perjalanan awal darah, dimulai pada saat darah keluar dari jantung melalui nadi dengan debit yang tinggi.
Perjalanan ini dibantu tarikan gaya gravitasi serta kemampuan jantung memompa darah. Namun perjalanan darah untuk kembali ke jantung melalui vena menjadi lebih berat karena alirannya kini menghadap ke atas, dari kaki kembali ke jantung.
Menurut penjelasan Dr Tyas Priyatini, SpOG, staf Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI, menjelaskan, vena sendiri pada dasarnya tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mendorong darah kembali ke peredaran. Untuk membantu darah bergerak ke atas, vena hanya dilengkapi "katup-katup" satu arah yang terbuka untuk membiarkan darah mengalir, dan kemudian menutup kembali setelah darah melaluinya.
Bila tahanan otot di sekitar pembuluh vena yang berfungsi sebagai pompa untuk mengembalikan darah berkurang kekuatannya, aliran darah bisa saja terhenti. Darah cenderung berkumpul di dasar vena, sehingga vena melebar. Lal, akibatnya timbul pengendapan-pengendapan (tromboplebitis ) darah pada pembuluh vena yang lama kelamaan akan membentuk tonjolan-tonjolan besar berkelok-kelok berwarna kebiru-biruan. Tonjolan-tonjolan ini berada pada lapisan atas kulit atau epidermis dan kita kenal sebagai varises.
elur
BERAGAM FAKTOR PEMICU
Banyak penyebab melemahnya tonus otot yang mengakibatkan munculnya varises. Perubahan drastis pada ibu hamil, atau tekanan dari perut saat melahirkan bayi, yang begitu besarnya misalnya, bisa menghambat pembuluh-pembuluh yang berada dibawah.
Apalagi, pada usia kandungan 7 bulan, tubuh ibu juga mengeluarkan hormon yang berfungsi melunakkan jaringan di sekitar vagina agar cukup elastis pada saat mengeluarkan bayi. Namun hormon ini justru sering melemahkan tonus kaki. Inilah yang kemudian menjadi biang keladi munculnya varises pada kaki. Tidak heran, bagi wanita hamil, angka kejadian varises cukup tinggi, berkisar antara 20-40% kasus per kejadian kehamilan.
Perubahan hormonal yang terjadi saat seseorang hamil, juga salah satu faktor penyebab munculnya varises. Meningkatnya hormon progesteron membuat pembuluh darah bisa melebar sampai 150% dari diameter awalnya. Sedangkan peningkatan estrogen akan meningkatkan laju aliran darahnya. Bahkan, semakin membesarnya rahim juga ikut mengganggu aliran pembuluh darah sehingga darah tertahan akan cenderung berkumpul di daerah tungkai.
Faktro lain yang berpengaruh pada melemahnya tahanan otot adalah usia dan jumlah kelahiran.Semakin tinggi usia, semakin besar kemungkinannya mengalami varises. Semakin sering melahirkan juga semakin tinggi resiko mengalami varises. Namun demikian, faktor keturunanpun memainkan peran cukup penting, sehingga tidak semua wanita hamil yang memiliki gejala fisiologis sama akan mengalami varises.
Orang yang memiliki berat badan berlebih juga rawan varises. Apalagi bila terjadi pada wanita hamil. Sebab, orang dengan berat badan berlebih, seringkali mengalami rendah serat pada pola konsumsi makanannya. Akibatnya ia sering mengalami susah buang air besar sehingga tekanan interabdomin meningkat dan aliran darah melambat. Sama saja dengan faktor resiko lainnya, dipengaruhi oleh faktor gravitasi, aliran darah balik ke ataspun menjadi semakin lambat.
Sementara untuk varises kaki memang acap dihubungkan dengan orang yang banyak bekerja sambil berdiri. Sebab, selagi orang berdiri, tarikan gravitasi menyebabkan tonus harus bekerja keras untuk mengembalikan darah ke atas. Begitu pun memakai sepatu hak tinggi dalam jangka waktu lama juga bisa menjadi penyebab munculnya varises.
DITUNGKAI SAMPAI MULUT VAGINA
Varises paling sering muncul di tungkai dan kemaluan. Di wilayah kemaluan yang paling sering terdapat varises adalah pada bagian mulut vagina (perinium). Gejala awalnya biasanya nyeri, pegal dan bengkak dan terus bervariasi tergantung dari beratnya varises.
Bila varises muncul di mulut vagina, dikhawatirkan bisa terjadi perdarahan saat penderita menjalani persalinan normal. Itu sebabnya, dokter akan selalu menganjurkan pasien bersalin dengan cara sectio caesaria alias dioperasi.
Namun,bila dalam pemeriksaan diketahui bahwa varises yang ada di vagina tidak terlalu besar, pasien masih mungkin melahirkan normal melalui vagina. Apabila varises ini murni muncul karena kehamilan, biasanya akan sembuh spontan setelah bayinya lahir. Biasanya setelah 8-12 minggu kembali normal.
TIDAK PERLU OBAT
Mengkonsumsi obat-obat untuk mengatasi bengkak dan nyeri karena varises saat kehamilan dipandang tidak perlu dan diragukan efektivitasnya. Umumnya, pasien cukup disarankan memakai stoking khusus yang biasa dijual di apotek-apotek besar. Namun, bila kehamilan telah berakhir sementara varises tidak juga hilang, barulah dokter akan merencanakan terapi khusus.
Karena itu, untuk menghindari kesulitan buang air besar yang akan memperparah varises, penderita dianjurkan melakukan diet khusus. Yaitu dengan mengonsumsi makanan rendah lemak, karbohidrat yang dihaluskan, serta dianjurkan banyak makan ikan serta buah segar dan sayuran. Hindari mengkonsumsi daging berprotein tinggi, makanan kalengan, keju, serta makanan gorengan. Merokok dan meminum-minuman beralkohol sebaiknya juga dihentikan.
Sementara senam yang intinya dimaksudkan untuk melancarkan peredaran darah, juga sangat dianjurkan bagi wanita hamil dan baik dilakukan oleh penderita varises.
Semoga bermanfaat, salam
Sumber:Majalah wanita ummi edisi 081XVIII 2005
No comments:
Post a Comment