Karena takut lapar atau bisa juga balas dendam seusai puasa selama 14 jam, kita cenderung makan berlebihan dan tidak mempertimbangkan kandungan gizinya. Bukan cuma berat badan, kadar kolesterol dan gula darah juga ikut meroket gara-gara pola makan keliru bila cara berpuasa seperti itu.
Idealnya, saat sahur pukul 3, kita makan yang setara dengan makan pagi. Kemudian sebelum isya', jangan lupa makan buah atau minum susu. Ini setara dengan mengonsumsi snack pagi.
Lalu kita berpuasa dan baru mulai makan setelah berbuka. Ada yang langsung mengonsumsi makan berat saat berbuka, ada juga yang makan camilan dahulu.
Yang mengonsumsi makan berat, setelah maghrib dan sholat tarawih boleh makan snack. Jadi, sebetulnya dengan pengaturan makan seperti ini kita tidak kehilangan waktu makan. Supaya tubuh tetap segar, disarankan untuk mengonsumsi banyak serat dan air saat sahur. Serat dan air ini lebih lama mendiami usus, sehingga tidak membuat tubuh cepat-cepat mengirim sinyal lapar ke otak.
Selain itu, serat juga baik untuk melancarkan buang air besar. Serat bisa berasal dari buah-buahan dan sayur. Jangan lupakan buah saat sahur. Lalu pilih menu berkuah, misalnya sup sayuran.
Sering merasa lemas saat puasa itu terjadi karena salah strategi. Salah satunya bisa karena saat sahur mengonsumsi makanan yang memancing produksi insulin dalam tubuh, contohnya nasi padang yang sangat mengenyangkan.
Insulin ini akan menyebar membawa makanan ke seluruh sel yang membutuhkan. Usus pun cepat kosong. Kondisi ini akan memicu lambung memproduksi asam, lalu otak memproduksi sinyal lapar.
Makanya dianjurkan untuk tidak " kalap" saat berbuka puasa. Jangan makan berlebihan saat berbuka. Ingat bahwa kolak dan cendol itu mengandung santan dan gula yang nilai kalorinya bisa 200 - 300. Jangan makan terlalu banyak. Bila tahu akan dijamu makan malam, hendaknya pembuka puasa, diperingan. Kalau makan kolak, santannya yang encer saja dan gulanya jangan terlalu banyak.
Semoga bermanfaat, salam
Sumber: GHS
No comments:
Post a Comment