Kasus duduk terlalu lama yang bisa menyebabkan kehilangan nyawa makin sering terjadi. Padahal kejadian mematikan itu masih bisa dicegah. Apa yang perlu diwaspadai?Simaklah artikel berikut ini...
Di bandara Internasional, umumnya disiapkan klinik siaga untuk menangani kasus sumbatan pembuluh darah balik paru-paru, deep vein thrombosis. Pasien mendadak terserang sesak nafas akibat ada butiran atau bekuan darah yang menyumbat pipa pembuluh darah balik (vena) dari tungkai dan kaki yang menuju ke paru-paru. Sumbatan dadakan itulah yang menyebabkan serangan sesak nafas. Penderitanya bisa meninggal mendadak bila tidak segera ditolong.
TUNGKAI DAN KAKI
Bukan hanya pipa pembuluh nadi arteri yang bisa berkarat, sebagaimana juga lazim pada pembuluh darah jantung dan otak karena lemak dalam darah.
Pembuluh darah balik juga bisa bermasalah. Terbentuk bekuan darah, hasil kumpulan sel-sel yang beresiko untuk luruh, lalu hanyut terbawa aliran darah. Biasanya dari pembuluh darah tungkai dan kaki.
Namun, bukan pembuluh darah balik di permukaan kulit yang beresiko mengalami hal seperti itu, melainkan pembuluh darah balik (vena) di bagian dalam. Oleh karena itu disebut deep vein thrombosis ( DVT ).
Karena sistem pembuluh darah balik itu mengalirkan darah dari bagian tepi tubuh menuju ke paru-paru (darah kotor), jika terjadi luruh dan terhanyutnya butiran atau bekuan darah, bahan penyumbat akan tersangkut di pipa pembuluh darah paru. Sumbatan di sini yang menimbulkan serangan sesak nafas mendadak.
Mekanisme pembentukan butiran atau bekuan darah tentu bukan kejadian satu-dua hari. Prosesnya sudah berlangsung lama, sebelum serangan DVT muncul. Bisa jadi memang sudah ada "bibit" ke arah situ.
Tidak selalu mudah mengetahui seseorang sudah memiliki bibit bakal terhanyutnya bekuan atau butiran darah dari tungkai dan kaki. Tanpa pemeriksaan seksama, belum tentu dikenali. Sepintas tidak dapat dikenali kalau sudah ada gangguan itu di pipa pembuluh darah balik, bila tidak dilakukan pemeriksaan.
ADA BENDUNGAN PEMBULUH BALIK
Jika benar ada pembentukan karat di pipa pembuluh darah balik (thrombotic), berarti aliran darah tidak selancar pada pipa pembuluh darah balik yang masih normal. Tergantung seberapa berat atau tidak lancarnya aliran darah balik menuju ke paru-paru, keluhan mungkin belum begitu berarti.
Pada mereka yang sudah mengalami kondisi sumbatan di lokal pipa pembuluh (post thrombotic syndrome )mungkin hanya muncul keluhan pegal pegal tungkai menahun, kadang pembengkakan tungkai, lekas letih pada tungkai, selain kemungkinan terbentuknya borok di tungkai dan atau kaki yang sulit sembuh ( skin ulcer).
Namun, keluhan seperti tersebut diatas bukan cuma milik kasus pembuluh balik bermasalah saja.Banyak kelainan dan penyakit memunculkan keluhan serupa. Kekurangan vitamin B, gangguan ginjal atau hati, varises, sukar dibedakan dengan sindroma thrombotic ini.
Karena kemungkinan bekuan dan " karat" yang melekat pada dinding pembuluh darah balik itu sewaktu-waktu bisa luruh dan terlepas (embolism), sehingga menjadi venous thromoembolism (VTE), diperlukan obat antibeku darah (antikoagulan). Sekiranya sampai terjadi bekuan atau butiran darah terhanyut, akan segera dilarutkan oleh obat pelarutnya itu, sehingga serangan sesak nafas dapat dibatalkan.
PEMERIKSAAN USG DENGAN DOPPLER
Sekarang dapat lebih dini dikenali adanya gangguan dalam pipa pembuluh darah balik tungkai dan kaki. Caranya, memanfaatkan USG khusus dengan alat doppler.
Sudah terbentuknya thrombotic dapat dideteksi dengan cara ini. Itu berarti bahwa kecolongan terjadinya kasus DVT yang berakhir dengan kematian mestinya dapat diantisipasi, dan dilakukan upaya pencegahan jauh-jauh hari sebelumnya.
Yang beresiko terserang DVT tentu saja mereka yang memiliki kelainan darah ("darah kental"), yang kadar lemak darahnya tinggi, mengidap penyakit metabolisme, sehingga kadar lemak darah tinggi juga perlu lebih mewaspadainya.
Keluhan yang sering muncul di tungkai tanpa penyebab jelas perlu diwaspadai kalau-kalau memang sedang atau sudah ada gangguan di dalam pipa atau pembuluh darah balik tungkai dan kaki. Mereka ini tergolong beresiko dan memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan kalau benar tengah mengidapnya.
BETAH DUDUK
Disarankan untuk tidak duduk terlalu lama. Terlebih dengan posisi duduk bersempit-sempitan. Mengingat kasus seperti ini lebih sering terjadi di pesawat lintas benua kelas ekonomi ( karena kursinya sempit dan susah selonjor/ meluruskan kaki ), penumpangnya perlu lebih sering rehat berdiri beberapa jam.
Di kabin pesawat juga ada panduan untuk itu. Setiap satu-dua jam biasakan untuk bangkit berdiri dari posisi duduk. Lakukan pergerakan tungkai dan kaki sambil berjalan mondar mandir di ruangan kabin pesawat. Maksudnya agar tidak sampai terjadi aliran darah yang tidak lancar, selama dalam posisi duduk tanpa bergerak.
Dalam posisi duduk di kursi sempit, sehingga tungkai dan kaki sukar berubah posii atau digerak-gerakkan, kondisi pipa pembuluh darah balik terancam, aliran darahnya mengalir dengan kederasan yang sama lemahnya. Jika kondisi darahnya dan atau dinding pipa pembuluh darah baliknya beresiko untuk terjainya DVT, posisi duduk lama itulah yang menjadi pemicunya.
hal yang sama juga dapat terjadi selama bekerja di kantor atau di rumah yang mengharuskan duduk berlama-lama. Perlu bangkit dari posisi duduk, dan selama duduk posisi tungkai dan kaki diubah-ubah atau digerak-gerakkan, agar tidak terpicu kejadian DVT.
TEHNIK MELARUTKAN BEKUAN
Bila sudah terlanjur terjadi serangan trombosis, dapat dilakukan tindakan untuk mengangkat bekuan trombusnya itu. pada kasus serangan trombosis dadakan (acute venous thrombosis ) dapat dilakukan tindakan menggunakan selang kateter ( ATTRACT=thrombosis removal with adjunctive chateter directed thrombolysis). Selang dimasukkan langsung ke dalam pembuluh balik, dan obat larutnya diberikan sekaligus ke dalam pipanya.
Melihat makin banyaknya kasus DVT sekarang ini, khususnya di bandara, hendaknya saat turun dari pesawat terbang, kehati-hatian perlu lebih ditingkatkan.
Di Amerika Serikat tercatat tidak kurang ada 100.000 kasus DVT setiap tahunnya ( Dr. Steven Galson ).
Mengingat upaya pencegahan dapat dilakukan, pihak medis tidak perlu sampai kecolongan hingga menelan korban jiwa.
Ungkapan " kalau sudah duduk lupa berdiri" sebagai sindiran politik buat kalangan eksekutif, ternyata juga punya makna medis . Menduduki posisi, maupun duduk dalam arti sesungguhnya, betul tidak boleh terlalu lama, apalagi berlama-lama.
Semoga bermanfaat, salam hangat.
Sumber:GHS
Konsultasi:hnadesul@yahoo.com
No comments:
Post a Comment