14 May 2009

PENYAKIT MULUT, TANGAN, DAN KAKI BISA MEMATIKAN...!!

Sejak akhir April 2008 lalu, virus maut merebak di Cina. Virus Enterovirus 71 adalah penyebab penyakit mulut, kaki, dan tangan. Lonjakan penyakit ini membuat Kementrian Kesehatan Cina mengeluarkan perintah siaga nasional sejak awal Mei 2008.



Penyakit mulut, tangan dan kaki sebenarnya biasa terjadi. Menjadi tidak biasa, karena penyebab Hand Foot Mouth Disease (HFMD) tersebut cukup mematikan.
Pada penyakit HFMD yang disebabkan coxsackie A16, pasien cukup dirawat jalan. Namun perawatan di Rumah Sakit di perlukan jika penyakit disebabkan EV-71, dengan kondisi yang lebih berat, atau bahkan terjadi komplikasi.

Kekhawatiran muncul karena Bulan Juni-Juli dianggap sebagai musim puncak penyakit ini dan dikhawatirkan akan menyebar lebih luas. Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas.
Enterovirus termasuk virus RNA dari family picarnoviridae yang memiliki 4 kelompok spesies, yaitu: poliovirus ( terdiri atas 3 serotip ), coxsackie virus ( Grup A, 23 serotip dan Brup B 6 serotip), Echovirus (31 serotip), dan Enterovirus ( 4 serotip ). Enteroviruses non polio bisa ditemukan di seluruh dunia.

Meskipun infeksi enterovirus nonpolio tidak menunjukkan gejala dan seringkali tidak terdeteksi, dapat menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) dengan peningkatan jumlah kasus dan gejala klinis bervariasi yang kadang bersifat fatal.

Penularan virus melalui Faecaloro route dan kontak langsung seperti droplet,pilek, air liur, atau feses. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi sekresi itu.
Tidak ada vektor, tetapi ada pembawa penyakit seperti lalat dan kecoak.
Enterovirus masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran cerna dan berkembang biak di mulut dan tenggorokan.
Perbanyakan enterovirus dapat terjadi di saluran gastrointestinal maupun pernafasa. Bila virus berada di sirkulasi darah, infeksi menyebar dan mengenai sejumlah jaringan dan organ tubuh yang menimbulkan berbagai penyakit. Virus dikeluarkan tubuh melalui feses setelah beberapa minggu. Itu sebab enterovirus juga dijumpai pada feses pasien.

Sebagian besar infeksi enterovirus asimtomatik alias tidak bergejala/ bergejala ringan.Tidak ada gejala khas, tetapi semua pasien menderita demam, sering disertai lepuh pada tangan, kaki dan mulut. Karena itu penyakit ini juga disebut penyakit tangan, kaki dan mulut. Beda pada penyakit kuku dan mulut pada binatang, HFMD dijumpai pada bayi dan anak pada masa inkubasi 3-6 hari.

SEMBUH SENDIRI

Gejala awal ditandai dengan demam tidak tinggi, turunnya nafsu makan, dan nyeri saat menelan. Sementara gejala khas HFMD adalah nyeri pada mulut karena timbul lepuh dan peradangan di dalam mulut.
Lepuh dijumpai pada lidah, gusi, atau mukosa pipi yang akan terasa nyeri karena mudah pecah dan menjadi ulkus/ luka. Keadaan ini menyebabkan anak tidak mau makan dan air liur meleleh keluar.
Ruam dengan lepuh yang biasanya tidak gatal, juga dijumpai pada telapak tangan dan kaki. Pada bayi, ruam dapat dijumpai pada bokong. Seorang pasien dapat hanya memiliki gejala ruam pada telapak tangan atau luka di lidah saja.

Penyebab terbanyak HFMD adalah virus coxsackie A16, kadang enterovirus 71, atau enterovirus lain.
Note: coxsackie adalah jenis virus yang beberapa waktu lalu ditemukan pada salah seorang pasien di RSCM.
HFMD yang disebabkan oleh enterovirus 71 dapat menimbulkan meningitis, ensefalitis, ataupun kelumpuhan.Ensefalitis enterovirus bersifat fatal dan dapat menyebabkan kejadian luar biasa.

TURUNKAN DEMAM

Tidak ada pengobatan spesifik untuk HFMD maupun infeksi enterovirus. Pengobatan ditujukan untuk menurunkan demam, mengurangi nyeri pada mulut, serta mengupayakan anak tidak kekurangan cairan.
Jika sangat diperlukan, anak diberi cairan intravena guna mencegah terjadinya dehidrasi.Dalam keadaan tertentu dapat diberikan imunoglobulin IV(IGIV) pada pasien dengan daya tahan tubuh yang menurun seperti bayi.

Sejauh ini ditemukan 24.394 kasus HFMD EV-71 di Cina dengan total kematian 34 orang. Yang sedikit melegakan, di Fuyang asal mula wabah EV-71, sudah tidak ada kematian dalam waktu 7 hari terakhir. Kematian yang ada kini adalah dari daerah lain yang wabahnya muncul belakangan.
Hal yang juga melegakan ilmuwan Cina sudah menyelesaikan complette sequencing dari EV-71, sehingga telah jelas mengetahui komposisi virus ini. Keberhasilan tersebut diharapkan segera membawa pada kemungkinan pembuatan vaksin EV-71.

BAGAIMANA MENGHINDARINYA??

Dalam situs WHO disebutkan bahwa penularan infeksi enterovirus meningkat bila higienitas buruk dan kondisi lingkungan terlalu padat. Perbaikan sanitasi dan higienitas merupakan langkah pencegahan yang penting.
Cara yang bisa dilakukan guna menghindari infeksi enterovirus adalah:

1. Rutin cuci tangan, terutama seusai mengganti popok atau setelah dari toilet, menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan maupun sesudah membuang lendir dari hidung.
2. Jangan memakai cangkir/gelas minum secara bergantian, sendok, garpu, handuk, lap muka, sikat gigi, dan pakaian karena berpotensi mempercepat penyebaran penyakit.
3. Sucihamakan permukaan yang terkontaminasi dengan pemutih.
4. Cuci pakaian kotor,
5. Karena virus resisten terhadap banyak disinfektan, gunakan pemutih klorin.
6. Tutup mulut dan hidung saat batuk maupun bersin.
7. Anak yang terinfeksi penyakit tangan, mulut dan kaki sebaiknya tidak masuk sekolah ataupun ketempat penitipan anak hingga lepuhnya mengering.
8.Selama terjadi epidemi, tutup lembaga sepeti sekolah atau fasilitas perawatan anak guna mengurangi penularan, terutama dikalangan anak-anak.
9. Infeksi EV-71 di Cina selatan berpotensi menyebar di Indonesia bila tidak diantisipasi dengan baik. Meski banyak yang menyarankan untuk tidak melakukan perjalanan, WHO menyebut tidak perlu membatasi perjalanan.
10. Bila terjadi penyebaran EV-71, segera laporkan ke instansi terkait agar cepat ditindaklanjuti.


Semoga bermanfaat
Sumber:GHS

No comments:

Post a Comment